Belajar Ilmu Statistik Asyik Juga Ya.. - Statistika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan mempunyai peran yang sangat penting bagi para peneliti, baik dalam ilmu dasar maupun terapan. Lebih dari itu, ilmu yang kerap berkaitan dengan matematika ini juga mempunyai peran strategis dalam pembangunan nasional.
Peran strategis itu di antaranya adalah sebagai alat perencanaan, baik perencanaan strategis maupun perencanaan operasional yang disusun melalui pemodelan matematika dan statistika berdasarkan kondisi faktual pada masa sekarang dan prediksi terhadap kondisi yang akan datang.
Apalagi, dewasa ini dengan semakin canggihnya teknologi informasi, maka semakin mudah menyimpan data. Lama kelamaan ukuran data manjadi besar sekali, sehingga memerlukan penanganan khusus yang melahirkan istilah ilmu data. Hal ini bisa menjadi peluang atau mungkin juga ancaman bagi para statistik.
Menurut Rektor Universitas Trilogi Prof. Dr. Asep Saefuddin, statistik jika digunakan secara benar dapat digunakan sebagai penggambaran mengenai keadaan suatu kumpulan data, namun juga sering terjadi penyalahgunaan statistik tersebut.
"Statistik jika dipakai dengan benar dapat digunakan sebagai penggambaran mengenai keadaan suatu kumpulan data. Dalam perusahaan sebagai bahan informasi dalam menciptakan dan memasarkan suatu produk dengan melihat statistik dan data pasar, namun terkadang sering terjadi penyalahgunaan statistik, baik yang sengaja maupun yang tidak disengaja,"
Mantan Wakil Rektor IPB itu juga menjelaskan bahwa secara mendasar statistika mengajarkan adanya keteraturan di samping keacakan. Keteraturan-keteraturan itulah yang akan memberikan efek sistematis terhadap suatu performans. Selain tentunya juga dipergunakan untuk meningkatkan akurasi prediksi. Dengan memanfaatkan data, maka proses analitik berbasis statistika itu dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas.
Asep mengambil contoh yang mudah terlihat adalah dalam survey calon Presiden yang sekarang sedang marak terjadi. Menurutnya, survey sering jauh dari akurasi, penyebabnya adalah karena penerapan asumsi-asumsi dan skenario-skenario untuk memunculkan nama tertentu, seperti sebagai Calon Presiden (Capres) dan mengabaikan nama yang lain itu sangat tidak fair.